Download Skripsi Ptk Pai Gratis

Download Skripsi Ptk Pai Gratis Average ratng: 5,7/10 9047 votes

Download Ptk Pai Sd Terbaru Tentang Jong. SKRIPSI BIOLOGI,3,SKRIPSI FISIKA,1,SKRIPSI HUKUM,2,SKRIPSI KOMPUTER,3. Download gratis bokep laki bini romantis cepat.

  1. Skripsi Ptk Matematika

Kumpulan Skripsi dari Berbagai Jurusan. Title: Free Download Skripsi (1) URL: http://www.koleksiskripsi.com/2010/11/free-download-skripsi-1.html. Skripsi yang kami miliki sekitar 850 Lebih, contoh skripsi lengkap dimulai dari sampul depan sampai dengan lampiran-lampiran. Anda bisa mendownload skripsi PAI.

ABSTRAK: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Peningkatan prestasi belajar ini bisa dilihat dari meningkatnya nilai siswa mulai dari tes awal pra tindakan dengan ketuntasan 40,54% dan setelah adanya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) ketuntasan siswa mencapai 78,38% untuk test siklus I dan 89,46% untuk tes siklus II. Sehingga sesuai dengan pembahasan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dalam materi pokok segi empat siswa kelas VIIC semester genap MTs Aswaja Tunggangri Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.

Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Sedangkan menurut Trianto (2012: 7): Apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran disekolah. Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam kelas ataupun di luar kelas).

Download Skripsi Ptk Pai Gratis

Pembaharuan praktik pembelajaran ini diharapkan terjadi pada semua pembelajaran dalam kelas, khususnya pembelajaran matematika. Mengingat matematika itu penting, tetapi mempelajarinya masih dianggap sulit bagi sebagian besar siswa. Begitu pula yang terjadi pada siswa MTs Aswaja Tunggangri Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan observasi pendahuluan terhadap guru MTs Aswaja Tunggangri Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi-materi yang diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai hal yaitu, 1) Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan karena munculnya rasa bosan dengan model pembelajaran yang monoton yaitu lebih banyak didominasi oleh guru dan siswa pandai saja sedangkan siswa yang kurang pandai cenderung bersifat pasif, 2) Siswa tidak menyukai matematika karena menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dimengerti, 3) guru kurang memberikan variasi dalam menggunakan model pembelajaran, pada akhirnya berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Menurut Arikunto dkk.

Skripsi Ptk Matematika

(200 8: 2) “ jika penelitian tindakan berkaitan dengan pendidikan dan dilaksanakan dalam kemasan kelas maka penelitian ini dinamakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classrom Action Research (CAR). ” Dengan menggabungkan batasan pengertian kata penelitian, tindakan dan kelas Arikunto (2010: 130) menyimpulkan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang disengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.” McNiff (dalam Arikunto dkk. 2008: 102) menyatakan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. Sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan, yaitu penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat mutlak diperlukan sebagai instrumen utama. Peneliti berperan sebagai instrumen utama berperan sebagai perencana tindakan, pelaksana, pengumpul data, penafsir data, pemakna data, dan pelapor temuan penelitian. Instrumen penunjang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman pengamatan, dan tes tulis.

Peneliti akan mewawancarai siswa yang menjadi subjek wawancara dan pengamat ( observer) akan mengamati aktifitas selama berlangsungnya pembelajaran. Berdasarkan observasi mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang diamati selama berlangsungnya pembelajaran pada siklus I untuk guru (peneliti) dengan persentase keberhasilan rata-rata yaitu 70%.

Pada siklus II persentase rata-rata 90% sehingga terjadi peningkatan 20%. Sedangkan observasi untuk siswa pada siklus I persentase rata-ratanya adalah 67% dan pada siklus II persentase rata-rata kedua observer adalah 80%. Terjadi peningkatan sebesar 13%. Pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I. Dengan demikian penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada siklus II menunjukkan peningkatan yang maksimal. Beberapa perbaikan yang dilakukan pada siklus II berdampak pada hasil belajar siswa pada materi yang disampaikan.

Untuk menggali pengetahuan yang dimiliki siswa, guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa yang mengarah kepada materi yang akan disampaikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa mempelajari berbagai materi sebelumnya. Selain itu alasan lain yaitu agar siswa mampu membangun motivasi dan siswa lebih kreatif dalam memecahkan masalah pada materi yang diajarkan oleh guru (peneliti), karena hasil belajar siswa meningkat maka prestasi belajar siswa juga meningkat. Hal itu ditunjukkan pada siklus II ketuntasan siswa dalam belajar mengalami peningkatan menjadi 89,46% dengan taraf keberhasilan sangat baik.

Dalam mencapai peningkatan tersebut tidak lepas dari perbaikan terhadap tindakan yang dilakukan pada siklus sebelumnya. Pada siklus I dalam pembelajaran guru (dalam hal ini peneliti) kurang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada materi sehingga siswa merasa bingung dan kurang faham, peneliti juga kurang merata dalam membantu menggali informasi dan membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah, selain itu siswa juga merasa asing dengan pembelajaran yang guru terapkan. Pada saat guru (peneliti) memberikan permasalahan dan menyuruh siswa untuk mengerjakan, sebagian siswa masih bingung sehingga siswa malas untuk mengerjakannya. Pada saat guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil kerja kelompok siswa masih kurang percaya diri untuk maju sendiri sehingga guru (peneliti) harus menunjuk perwakilan masing-masing kelompok. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan observer bahwa peningkatan terjadi pada aktifitas siswa dari sebelum diberi tindakan sampai kepada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II membawa pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Sebelum diberi tindakan diperoleh nilai rata-rata pre - test Siswa Kelas VII MTs Aswaja Tunggangri dengan taraf keberhasilan, hasil pre - test siswa yang mencapai nilai ³ 65 sebanyak 15 siswa dan 22 siswa mendapat nilai di bawah 65, sehingga ketuntasan kelas yang tercapai sebesar 40,54% dengan nilai rata-rata kelas adalah 59,08. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 77,71, siswa yang mendapat nilai ³ 65 sebanyak 29 siswa dan yang mendapat nilai.

Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan dalam meningkatkan prestasi belajar pada materi pokok segi empat. Namun demikian dalam proses penelitian ini ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) karena membutuhkan banyak waktu, adanya perubahan peran siswa dan guru serta pengukuran dan penilaian hasil belajar yang diharapkan berbeda. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dalam materi pokok segi empat siswa kelas VIIC semester genap MTs Aswaja Tunggangri Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013.

Pai

Hal itu dapat ditunjukkan dari hasil pos t- tes t pada setiap siklus. S iklus I ketuntasan belajar siswa mencapai 7 8, 38%, berarti ketuntasan belajar siswa belum tercapai, karena dianggap tuntas jika ketuntasan belajar siswa telah mencapai minimal 80%. S edangkan siklus II meningkat menjadi 8 9, 46% dengan demikian dapat diartikan bahwa pembelajaran pada siklus II telah mengalami ketuntasan secara klasikal. KADERISASI ORGANISASI Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.

Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum. Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.” Dari sini, pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi dapat. PENGARUHSIFAT PERCAYA DIRI DAN KEAKTIFAN BELAJAR DI KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMA T IKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia. Oleh karena itu untuk membentuk suatu bangsa yang baik, maka diperlukan kualitas pendidikan yang baik. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang baik, maka pemerintah harus lebih serius dalam bidang pendidikan.

Sebab dengan sistem pendidikan yang baik dan berkulitas diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas. Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, hal yang perlu diperhatikan adalah penyelenggaraan proses pembelajaran. Dimana guru sebagai pendidik, memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan proses pembel.